PEMBAHASAN
A. Pengertian
Isim Musytaq
Isim
Musytaq ( الإِسْمُ الْمُشْتَقْ) adalah isim yang
dibentuk dari kata lain dan memiliki makna yang berbeda dari kata
pembentukannya. (kata bentukan / kata jadian).[1]
نَاصِرٌ, مَنْصُوْرٌ, عَلِيْمٌ, أَحْمَرُ , أَنْفَعُ ,يَوْمُ , مَوْقِفٌ,
مِقَصٌّ, وَاَلْخَ.
الأمْثِلَةُ
:
عَلِيٌّ نَاصِرٌ
Ali seorang penolong
اَلْمَرِيْضُوْنَ
مَنْصُوْرُوْنَ
Para pasien itu
tertolong
وَ اللهُ
عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ
“Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”
كِتَابُ الْأُسْتَاذِ لَوْنُهُ أَحْمَرُ
Bukunya guru itu
warnanya merah
اَلْعِلْمُ أَنْفَعُ مِنَ الْمَالِ
Ilmu lebih bermanfaat
daripada harta
مَوْعِدُ الإِمْتِحَانِ يَوْمُ الإِثْنَيْنِ
Ujian akan dilaksanakan pada hari senin
اِنْتَطَرَ مُحَمَّدٌ اَلْحَافِلَةَ فِيْ الْمَوْقِفِ
Muhammaad menunggu bus
di halte
إِشْتَرَيْتُ مِقَصًّا فِيْ السُّوْقِ
Saya telah membeli sebuah gunting di pasar
B. Pembagian
Isim Musytaq
Isim Fȃ’il adalah isim yang menunjukkan orang atau sesuatu yang
berbuat atau melakukan pekerjaan (fi’il).
Cara meyusunnya terbagi menjadi 2, yaitu :
a.
Jika fi’il-nya Tsulatsi (3 huruf) maka isim fâ’il-nya
ikut wazhan فاعل.
Contoh :
مُحَمَّدٌ عَالِمٌ
Muhammad seorang alim
عَلِيٌّ نَاصِرٌ
Ali seorang penolong
b.
Jika fi’il-nya lebih dari 3 huruf maka menyusun isim fâ’il-nya
sebagai berikut :
1.
Diambil
dari fi’il Mudhâri’
2.
Huruf
Mudhâri’ah
diganti ( ( م
3.
Di Kasrah huruf sebelum
terakhir
مِثْلُ :
عَلِيٌّ مُجَاهِدٌ فِيْ طَلَبِ الْعِلْمِ
Ali orang yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu
حَسَنٌ مُتَعَلِّمٌ فِيْ جَامِعَةٍ حُكُوْمِيَّةٍ
Hasan adalah seorang pelajar di sebuah universitas
negeri
Isim Shiyaghul
Mubâlaghoh yaitu isim yang menunjukkan arti isim fȃ’il yang mengandung arti
penguatan atau penyangatan.
Adapun wazannya adalah
:
a. فَعَّالٌ contoh :
هَمَّازٌ , شَدَّادٌ , غَوَّاصٌ , جَبَّارٌ , رَزَّاقٌ
b. فَعِيْلٌ contoh : رَحِيْمٌ , عَظِيْمٌ , قَدِيْرٌ , خَبِيْرٌ , عَلِيْمٌ
c. فَعُوْلٌ contoh : صَبُوْرٌ , غَفُوْرٌ , وَدُوْدٌ , صَدُوْقٌ
وَ اللهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ
“Dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana”
إِنَّ اللهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
Isim Maf’ul yaitu isim yang menunjukkan
orang atau sesuatu yang dikenai pekerjaan (fi’il).
a.
Jika fi’il-nya Tsulatsi (3 huruf) maka isim fȃ’il-nya ikut wazhan مَفْعُوْلٌ.
Contoh :
اَلْبَابُ
مَفْتُوْحٌ
Pintu itu terbuka
اَلْمَرِيْضُوْنَ
مَنْصُوْرُوْنَ
Para pasien itu
tertolong
4.
ASH-SHIFATUL
MUSYABBAHAH ( الصِّفَةُ الْمُشَبَّةُ بِاسْمِ الْفَاعِلِ)[6], Isim yang mengandung
shifat yang melekat padanya.
Isim yang semakna dengan isim fȃ’il
tersusun hanya dari fi’il yang tidak memerlukan obyek(لازم) dan tiga huruf.
Adapun wazhan الصِّفَةُ الْمُشَبَّةُ بِاسْمِ الْفَاعِلِ adalah:
a.
Fi’il Mâdhi berwazhan فَعِلَ
1. فَعِلٌ contoh : فَرِحٌ , قَلِقٌ , حَزِنٌ ,
2. أَفْعَلُ contoh :
أَحْمَرُ , أَصْفَرُ ,
أَعْوَرُ , أَعْمَى
3.
فَعْلاَنُ contoh :كَسْلاَنٌ , غَضْبَانٌ , جَوْعَانٌ , عَطْشَانٌ امثلة:
فَاطِمَةُ تَسْعُرُ بِالْحُزْنِ
Fatimah bersedih
كِتَابُ الْمُدَرِّسِ لَوْنُهُ أَحْمَرُ
Bukunya guru itu
warnanya merah
رَأيْتُ وَلَدًا كَسْلَانً أَمَامَ الْفَصْلِ
Saya melihat seorang
anak malas di depan kelas
b. Fi’il Mâdhi berwazhan فَعُلَ
1. فَعِيْلٌ contoh
: كَبِيْرٌ , صَغِيْرٌ , كَثِيْرٌ , ضَعِيْفٌ
2. فَعْلٌ contoh
: سَهْلٌ , صَعْبٌ , عَذْبٌ , ضَخْمٌ
3. فُعَالٌ contoh :شُجَاعٌ , هُمَامٌ
امثلة:
اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ
Rumah itu besar
اَلدَّرْسُ سَهْلٌ
Pelajaran itu mudah
خَالِدٌ رَجُلٌ شُجَاعٌ
Khalid seorang lelaki
pemberani
Cara
menyusun Isim Tafdhil :
a. Diambil dari kata sifat yang fi’il-nya 3 huruf
b. Lalu diikutkan wazhan أَفْعَلُbagi mudzakkar, contoh
:
Adapun bagi mu’annats,
maka mengikuti wazhan
فُعْلَى , contoh :
اَلْمَكْتَبَةُ كُبْرَى الْجَامِعَةُ صُغْرَى
Keadaan Isim Tafdhil :
a. Jika Nakirah dan tidak
mudhaf maka wajib mufrad mudzakkar dan diikuti مِنْ (artinya : lebih…dari).
Contoh :
عَائِشَةُ أَمْهَرُ مِنْ فَاطِمَةَ
Aisyah lebih pintar
dari Fatimah
اَلْعِلْمُ أَنْفَعُ مِنَ الْمَالِ
Ilmu lebih bermanfaat
daripada harta
b. Jika Ma’rifah dengan (ال) maka jenis dan bilangannya harus sesuai dengan yang
disifati (artinya : yang paling….). contoh :
اَلْأَخُ الْأَكْبَرُ ذَكِيٌّ
Saudara (lk) yang
paling besar itu cerdas
اَلأُخْتُ اَلْكُبْرَى نَشِيْطَةٌ
Saudara (pr) yang
paling besar itu rajin
c. Jika Mudhaf kepada isim nakirah maka wajib mufrad
mudzakkar (artinya : se-……(pengulangan)nya). Contoh :
عَائِشَةُ أَعْلَمُ نِسَاءٍ فِيْ الْحَدِيْثِ
عَمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ أَعْظَمُ شُهَدَاءُ
d. Jika Mudhaf kepada isim ma’rifah maka jenis dan
bilangannya bebas (artinya : se-……(pengulangan)nya). contoh :
أَنْتَ اَحْسَانُ الرَّجُلِ فِيْ هَذِهِ
الْقَرْيَةِ
Kamu sebaik-baiknya
laki-laki di desa ini
الطَّائِرَاتُ أَسْرَعُ وَسَائِلِ الْمُوَاظَلاَتِ /
اَلطَّائِرَاتُ سُرْعَيَاتُ وَسَائِلَ الْمُوَاظَلَاتِ
Pesawat-pesawat terbang
itu secepat-cepatnya alat transportasi
مَوْعِدُ
الإِمْتِحَانِ أَوَّلُ الشَّوَّالِ
Ujian akan dilaksanakan awal bulan syawal
اَجْلِسُ عَلَى الْمَقْعَدِ
Saya duduk di atas kursi
Cara menyusun isim Zaman dan makan sama, yaitu :
a. Jika fi’il-nya 3 huruf maka ikut
wazhan :
1. مَفْعَلٌ :
·
Jika fi’il-nya mu’tal akhir. Contoh
·
Jika fi’il-nya mudhâri’ di dhammah
atau di fathah (ع)fi’il-nya.
Contoh :
(Kami bermain bola dilapangan)لَعِبْنَا الْكُرَّةَ الْقَدَمِ فِيْ الْمَلْعَبِ
2. مَفْعِلٌ :
·
Jika fi’il mudhâri’-nya di kasrah
‘ain fi’ilnya. Contoh:
اَلطَّالِبُ يَطْلُبُ الْعِلْمَ فِيْ مَجْلِسِ الْعِلْمِ
·
Jika fi’il-nya huruf awalnya huruf ’illat. Contoh :
اِنْتَطَرَ مُحَمَّدٌ اَلْحَافِلَةَ فِيْ الْمَوْقِفِ
Muhammaad menunggu bus
di halte
b. Jika fi’il-nya lebih dari 3 huruf maka
susunannya seperti isim maf’ul-nya. Contoh :
يُعَالِخُ الطَّبِيْبُ الْمَرِيْضَ فِيْ الْمُسْتَشْفَى
Dokter itu sedang mengobati pasien di rumah sakit
Cara membuatnya :
a. Isim alat hanya dibuat dari fi’il yang 3 huruf yang membutuhkan objek.
b. Diikuti wazhan-wazhan berikut ini :
1. مِفْعَلٌ contoh :
مِبْرَدٌ , مِنجَلٌ , مِعْوَلٌ , مِقَصٌّ
حَمَلَ الْفَلَّاحُ مِنْجَلًا إِلَى الْمَزْرَعَةِ
Petani itu membawa cangkul ke sawah
2. مِفْعَلَةٌ contoh :
مِكْنَسَةٌ , مِلْعَقَةٌ , مِطْرَقَةٌ , مِرْآةٌ
كَنَسَتْ فَاطِمَةُ الْبِلَاطَ بِالْمِكْنَسَةِ
Fatimah menyapu lantai dengan sapu
3. مِفْعَالٌ contoh : مِصْبَاحٌ ,
مِفْتَاحٌ , مِيْزَانٌ , مِنْشَارٌ
اَشْعَلْتُ مِصْبَاحَ بَيْتِيْ
Saya menyalakan lampu rumahku
[1]Aunur Rofiq bin Ghufron, Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab.(cet.V. Pustaka Al-Furqon; Gresik, Jatim.
2010). h,. 28
[3] Fuad, Ni’mah. Mulakkhos Qawaid al-Lughatul
‘Arabiyah. Darul Atssiqofah Al-Islamiyah: Beirut.h.43
[7] Mustafa, Nuri. Al-‘Arabiyyah Al-Muyassarah,.(cet.I.
Pustaka Arif, : Jakarta 1429 H/2008 M)., h. 357