Cinta adalah sebentuk emosi.
Sebagaimana bentuk emosi lain, sulit untuk bisa bertahan sangat lama. Padahal
orang selalu berharap untuk memiliki cinta selamanya. Nah, oleh karena itu
harus ada komitmen untuk melanggengkan cinta. Jika cinta surut, bisa dikuatkan
kembali dengan adanya komitmen. Adanya komitmen inilah yang menjamin
keberlanjutan hubungan cinta. Jika tidak ada komitmen, maka pada saat cinta
surut hubungan akan bubar. Mereka-mereka yang kawin-cerai berkali-kali biasanya
hanya memiliki cinta tapi tidak memiliki komitmen.
Lalu apa sesungguhnya komitmen?
Komitmen diartikan sebagai keadaan psikologis dimana seseorang merasa terikat
atau terhubung dengan seseorang, dan secara langsung mempengaruhi keputusan
seseorang untuk melanjutkan atau mengakhiri hubungan. Jika Anda memiliki
komitmen tinggi, maka Anda merasa sangat terikat dengan pasangan dan tidak akan
mengakhiri hubungan. Jika hubungan rusak, Anda akan berupaya memperbaikinya.
Sebaliknya jika Anda memiliki komitmen rendah, maka Anda kurang terikat dengan
pasangan. Boleh jadi Anda akan selingkuh atau malah berniat mengakhiri
hubungan. Sedangkan jika Anda mengakhiri hubungan sama sekali, tentu saja Anda
akan disebut tidak berkomitmen.
Komitmen lebih sering merupakan
hasil dari suatu proses, ketimbang muncul tiba-tiba. Biasanya komitmen
akan muncul jika kepuasan dalam hubungan meningkat, semakin langkanya
alternatif hubungan (misalnya sulit mendapatkan kekasih baru), dan telah
sedemikian besar investasi yang ditanam dalam hubungan (misalnya pengalaman
menjalani kesulitan bersama).
Secara umum komitmen bisa dibagi ke
dalam 2 kategori berdasarkan motivasinya, yakni komitmen mendekat dan komitmen
menjauh. Jenis komitmen mendekat adalah komitmen yang ditandai dengan keinginan
melanjutkan hubungan karena bisa mendapatkan sesuatu yang positif. Misalnya
percaya bahwa jika berkomitmen akan membuat hidupnya lebih bahagia. Sedangkan
jenis komitmen menghindar ditandai dengan keinginan melanjutkan hubungan karena
khawatir dampak negatif jika hubungan bubar. Misalnya was-was bakal sulit
mendapatkan pengganti sepadan, takut kehilangan sumber finansial, takut dikecam
keluarga dan lainnya. Orang yang memiliki tipe komitmen menghindar ini pada
umumnya memiliki kepuasan hidup yang rendah.
0 komentar:
Posting Komentar