Bandang-Bandang.com.,
Sahabat blogger ada yang tau gak foto siapa diatas,...???
Kali ini saya pengen share kisah sukses tokoh dalam foto tersebut. Well saya kenalin aja yah dia pemilik salah satu perusahaan dalam dunia otomotif, beliau orang Jepang, dan pabrikannya saat ini kita telah rasakan di negara kita, dan mungkin sahabat blogger sering menyaksikan Moto GP, yah motor yang ditunggangi Dani Pedrosa adalah salah satu hasil pabrikan dari perusahaannya, yah kita pasti mengenal HONDA. Sahabat tau gak nama Honda diambil dari nama beliau sendiri yang lengkapnya dikenal dengan nama Soichiro Honda. Luar biasa kan. Well kisah sukses beliau semoga dapat memberikan motivasi buat kita.
Kali ini saya pengen share kisah sukses tokoh dalam foto tersebut. Well saya kenalin aja yah dia pemilik salah satu perusahaan dalam dunia otomotif, beliau orang Jepang, dan pabrikannya saat ini kita telah rasakan di negara kita, dan mungkin sahabat blogger sering menyaksikan Moto GP, yah motor yang ditunggangi Dani Pedrosa adalah salah satu hasil pabrikan dari perusahaannya, yah kita pasti mengenal HONDA. Sahabat tau gak nama Honda diambil dari nama beliau sendiri yang lengkapnya dikenal dengan nama Soichiro Honda. Luar biasa kan. Well kisah sukses beliau semoga dapat memberikan motivasi buat kita.
Cobalah
amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda selalu terbentur
pada Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merk kendaran ini menyesaki
padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki “raja jalanan”.
Namun,
pernahkah Anda tahu, sang pendiri “kerajaan” Honda – Soichiro Honda – diliputi
kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur, lebih-lebih Profesor
seperti halnya B.J. Habibie, mantan Presiden RI. Ia bukan siswa yang memiliki
otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari
pandangan guru. “Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena
dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda,” tutur tokoh ini, yang meninggal
pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengindap
lever.
Saat
merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh
sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia trus bermimpi dan
bermimpi…
Kecintaannya
kepada mesin, mungkin ‘warisan’ dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi
pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah, tempat kelahiran
Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut (kakak tua) untuk mencabut
paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel
yang menjadi motor penggeraknya.
Di situ,
lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri berjam-jam. Di usia 8
tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya ingin menyaksikan pesawat
terbang.
Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri.
Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri.
Di usia 15
tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company. Bosnya, Saka
Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam
soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput
dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang
permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu
kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.
Di Hamamatsu
prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh
bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan
kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak
jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu,
hingga tidak baik meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan
ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras,
dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani patennya yang
pertama.
Setelah
menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha
bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih? Otaknya tertuju
kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada
tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak
memenuhi standar. Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat
reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar
dari bengkel.
Kuliah
Karena
kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya
pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu,
belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah
pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah – pagi hari, ia
langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua
tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti
kuliah.
“Saya merasa
sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan
bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya,” ujar Honda, yang gandrung
balap mobil. Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari
ijasah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.
Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.
Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.
Namun, Honda
tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan karyawannya. Mereka
diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika
Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa diduga, gempa bumi
meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik Ring
Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang
semuanya gagal.
Akhirnya,
tahun 1947,setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di sini kondisi ekonomi
Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapatmenjual mobilnya untuk
membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia memasang motor
kecil pada sepeda. Siapa sangka, “sepeda motor” – cikal bakal lahirnya mobil
Honda – itu diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan,
sehingga Honda kehabisan stok. Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik
motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda
berikut mobinya, menjadi “raja” jalanan dunia, termasuk Indonesia.
Soichiro
Honda mengatakan, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri
otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. “Orang melihat
kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat 99% kegagalan
saya”, tuturnya. Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu
mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru dan berusahalah untuk merubah mimpi
itu menjadi kenyataan.
Kisah Honda
ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorangdengan modal seadanya,
tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga miskin. Jadi buat apa
kita putus asa bersusah hati merenungi nasib dan kegagalan. Tetaplah tegar dan
teruslah berusaha, lihatlah Honda sang “Raja” jalanan.
Kami
keluarga besar motor Honda percaya tahun 2005 adalah tahun milk Anda. Teruslah
berkarya dan berusaha . Kami turut berdoa, semoga tahun 2005 adalah tahun
keberhasilan bagi Anda dan kita semua. Amiiin…
5 Resep keberhasilan Honda :
1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.
2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi.
3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda senyaman mungkin.
4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.
1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.
2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi.
3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda senyaman mungkin.
4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.
5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.
0 komentar:
Posting Komentar